Golden Bird
Karya:
Luna Torashyngu
Unsur
Intrinsik
·
Tema Utama :
Fiksi (Hacker)
Tema Khusus : Persahbatan, percintaan, kriminalitas
·
Tokoh dan
penokohan :
(Tokoh Utama)
ü Muri
Handayani/ Golden Bird/ Yuri Kartika Mendev : protagonis
Ø Percaya
diri
“‘Nilai
ujian akhir gue ntar bakal lebih tinggi dari pada nilai ujian akhir lo, dan gue
pasti lulus.’
Rahma
terdiam mendengar tantangan Muri. Rahma pikir Muri memang bukan anak pintar,
tapi pasti dia lebih baik dari pada dirinya. Kalo nggak, mana mungkin Muri sepede
itu ngajak taruhan?” (Halaman 42)
Ø Cuek
“Pesona
Muri emang langsung melejit. Dalam sekejap dia menjadi ‘bintang’ di SMA
Varietas. Cowok-cowok berebut pengin mendapat perhatiannya, dari yang sok jaim
sampe yang blakblakan model Andi. Tapi herannya, Muri cuek ayam aja menanggapi
semua itu. Dia tak acuh, bahkan cenderung jutek menghadapi perhatian
cowok-cowok SMA Varietas kepadanya.” (Halaman 34)
Ø Baik
“’Dia
uda baek ama gue. Dan walaupun keliatannya cuek, gue tau ternyata dia perduli
dengan D’Vice, masih peduli dengan dunia cheers. Buktinya dia mau
nolongin dengan ngasih gue rekaman video
tim-tim cheers dunia...’” (Halaman 192)
Ø Sombong
“Muri
selalu menyendiri sekolah barunya. Nggak pernah bergaul dan nggak mau ikut
kegiatan sekolah selain belajar. Sampai cap sombong pun akhirnya melekat pada
dirinya.” (Halaman 34)
Ø Tegas
“’Duduk
Natasha! Atau lo bakal nyesel cari masalah lagi dengan gue!’ seru Muri dengan
suara keras...” (Halaman 258)
Ø Perhatian
“Rahma
terdiam mendengar ucapan Muri. Dalam hati dia nggak menyangka Muri selama ini
memperhatikan dirinya.” (Halaman 28)
ü Rahma
: protagonis
Ø Ramah
“’Hai...
Muri?’
Suara
sapaan lembut itu mengusik konsentrasi Muri yang lagi asyik makan bakso di
kantin sekolah.
‘Kenalin,
gue Rahma.. anak kelas XII IPS 6’ kata cewek itu sambil mengulurkan tangannya.
(halaman 23)
“Rahma
berdiri dari tempat duduknya.
‘Ngga
papa deh kalo lo nggak mau gabung dengan kita-kita. Tapi lo mau kan jadi temen
gue?’ tanya Rahma sambil mengulurkan tangannya kembali.”
(Halaman 25)
Ø Cerewet
Terbukti ketika
Rahma berbicara panjang lebar dan Muri hanya menanggapinya secara singkat.
Ø Minder
“’Justru itu.
Saat kita dua kali juara, kapten cheers D’vice bisa membuat gerakan
bagus. Tapi sekarang, gue nggak bisa ngelakuin itu. Gue emang payah...’”
(Halaman 31)
ü Nikolai
Sachenkov : protagonis
Ø Pantang
menyerah
“Tapi Nikolai
bukanlah tipe orang yang gampang menyerah. Peringatan dari Irina tidak lantas
membuat dia mengurungkan niatnya. Bagi cowok itu, menembus sebuah program
keamanan yang rumit adalah suatu tantangan sebagai seorang programmer.”
(Halaman 85)
Ø Egois
Ketika Nikolai
meminta bantuan Irina untuk masuk ke dalam TSAR (super komputer di Bank
Central), Nikolai mengatakan bahwa ia hanya akan membantu Golden Bird untuk
mengakses data di TSAR, tapi pada kenyataanya Nikolai memanfaatkan situasi itu
untuk mengakses TSAR tanpa batas. Hal itulah yang menyebabkan Irina di tembak
oleh Igor wakil direktur Bank Central.
Ø Baik
Nikola tidak
marah pada Irina meskipun Irina telah menghianatinya. Nikolai justru melindungi
Irina dari kemarahan Igor.
ü Danu
: protagonis
Ø Perhatian
Terbukti dari
sikap Danu yang berulang kali datang ke jakart hanya untuk bertemu dan melepas
kerinduannya pada Muri.
Ø Lucu
“’Sekolah
libur... kucing kepsek baru ngelahirin,’ jawab Danu asal.” (Halaman 174)
Ø Sabar
“‘Gue nggak
kebagian undangan.’
‘Trus, lo kemana saat gue show?’
‘Di mobil, nungguin lo selesai.’
‘Di mobil? Selama 4 jam?’
‘Iya, emang kenapa?’“
(Halaman 65)
ü Tasha
: protagonis
Ø Keras
kepala dan egois
“’Tasha
memang berubah, tapi nggak semuaya. Masih ada sifat buruk yang nggak berubah,
salah satunya adalah sifat keras kepala dan egoisnya.’” (Halaman 66)
Ø Pemarah
“Tasha lalu
menoleh ke arah Muri.
‘Jadi
lo ngundang dia ke sini? Kalo gitu gue cabut aja!’ kata Tasha gusar sambil
meraih tas sekolahnya.” (Halaman 258)
ü Indra
Wardhana : protagonis
Ø Baik
“‘Ada
apa? Emang ada pa di ruang kepsek?’ tanya Muri di dalam mobil yang melaju kencang.
‘Kau
tau untuk apa kau dipanggil ke sana?’ Indra balik bertanya.
Muri
menggeleng.
‘Ada
dua orang mengaku polisi dari unit cybercrime polri. Mereka akan menagkapmu.’“
(Halaman 130)
Ø Sabar
“Indra yang
udah hampir ngantuk nungguin Muri sejak dua jam yang lalu cuman diam. Di sama
sekali nggak menunjukkan kesalahan, apa lagi marah.” (Halaman 260)
Ø Perhatian
“‘Kalau
memang benar begitu, ada kemungkinan kau juga menjadi target mereka. Jadi
kusarankan kau tidak pergi ke sana dulu saat ini. Apalagi kemungkinan mereka
telah tahu identitasmu.’“(Halaman 270)
ü Igor
Rumanov : antagonis
Ø Jahat
“‘Kita memang
bersahabat, dan aku juga sudah menganggapmu sebagai adikku sendiri. Tapi aku
tidak mau masuk penjara dan karierku di militer hancur, hanya gara-gara sebuah
kecerobohan kecil,’ jawab Igor.” (Halaman 248)
Ø Pembohong
“Kata-kata
yang keluar dari mulut Igor terdengar tulus dan nasionalis. Tapi entah kenapa, Nikolai
belum bisa memercayai ucapan pria di hadapannya ini. Nalurinya berkata, ada
sesuatu yang di sembunyikan Igor. Sesuatu yang mungkin menjadi penyebab
kematian Boris.” (Halaman 221)
Ø Jahat,
pembunuh
Terbukti dari
file yang di tinggalkan Golden Bird. File itu berisi pernyataan bahwa Dimitry Mandev
bukanlah seorang penghianat, Dimitry mengetahui skandal yang terjadi dan dia
hendak di bumkan oleh Igor, Hal itu juga yang mendasari kasus pembunuhan Boris.
Dari situlah Nikolai mengetahui bahwa Igor Yang mendalangi pembunuhan Boris.
(Tokoh Pembantu)
ü Vani
Himawan : Tritagonis
Ø Baik
Terbukti ketika Muri
dan Indra sedang bersembunyi di belaknag
butik miliknya, Vani tidak memberitahukan keberadaan Muri dan Indra,
justru sebaliknya Vani menolong Muri dan Indra dengan membohongi para penjahat.
ü Boris
Palyunev : Tritagonis
Ø Tegas
“Boris
mengulangi peraturan yang dibuatnya sendiri seperti sorang guru sedang
membacakan peraturan sekolah pada Murid-Muridnya.
‘...Apa
pun... termasuk games, bahkan program pemutar musik sekalipun!’
lanjutnya. Semua orang yang ada di dalam ruangan terdiam.”
(Halaman 37)
Ø Egois
“Boris
seperti melihat ke arah kamera, lalu tangannya bergerak seperti mendekati lensa
kamera, dan...
‘Dasar
egois!’ gerutu salah seorang yang berambut tipis setelah layar monitor mati.”
(Halaman 45)
ü Evan
: Tritagonis
Ø Playboy
“Evan mendengus
mendengar ucapan Sony.
‘Lo
semua mau bikin gue celaka? Masa gue minta nomor HP Muri ke cewek gue sendiri!?
Otak lo pada ditaruh di mana sih!?’ sungut Evan. Lalu dia beranjak dari tempat
duduknya.” (Halaman 91)
ü Prof.
DR. Abidin Wiyotodharmo, M.Sc : Tritagonis
Ø Jujur
dan teliti
“‘Karena itu
kami bertugas untuk mencari kebenarannya, apakah dana atau harta itu benar-benar
ada. Tapi aku yakin pamanku tidak bohong. Paman seorang akademisi. Dia selalu
bertindak berdasarkan data dan fakta. Paman tidak mungkin membuang-buang
waktunya hanya untuk menulis hal-hal yang tidak benar, apalagi mengkhayal.’“
(Halaman 146)
ü Victor
Yevendenko : Tritagonis
Ø Baik
Terbukti ketika
Viktor berusaha masuk ke dalam TSAR untuk menangkap Igor dan menolong Nikolai.
ü Ratih
Mendev : Tritagonis
Ø Penyayang
“‘Aku tidak
bisa menghubungu Uri...,’ ujar Ratih.
‘Bukankah
anda baru menghubunginya tadi pagi, dan semua baik-baik saja?’ tanya si pria.
‘Iya,
tapi aku ingin mendengar suaranya sekali lagi...’
‘Berarti
tidak ada masalah... Uri akan baik-baik saja. Bukannya anda dan suami anda
sudah menitipkannya di tangan yang tepat?’ “ (Halaman 154)
ü Rosa
: Tritagonis
Ø Penyayang,
baik
Terbukti dari
perlakuan Rosa terhadap Muri yang penuh dengan kasih sayang saat membesarkan Muri
meski Muri bukanlah anak kandungnya sendiri.
ü Dian
: Tritagonis
Ø Baik
Meski Dian harus
berbagi kasih sayang ibunya pada Muri, Dian tidak pernah marah atau pun iri
pada Muri karena Dian sudah menganggap Muri sebagai adik kandungnya sendiri.
ü Anwar
: Tritagonis
Ø Baik,
penyayang
Anwar telah
membesarkan Muri dengan kasih sayang dan ia juga tak lupa mengajarkan tentang
pemrograman pada Muri sejak kecil.
ü Steven
: Tritagonis
Ø Terbukti
Meski Steven
mengetahui identitas Golden Bird yang sebenarnya ia tidak membocorkan hal itu,
justru Steven bersama dengan Indra ikut membantu memecahkan Dana Revolusi itu.
ü Gregory
Mandev : Tritagonis
Ø Dapat
dipercaya
“...Karena
itu melalui paman, dia memilih untuk menyerahkannya pada orang asing, seseorang
yang sangat dia percaya dan nggak punya kepentingan apa pun atas dana itu,
untuk suatu saat nanti di serahkan pada pemerintah yang sah dan berhak agar
dapat digunakan untuk kepentingan negara. Dan Gregory Mandev dinggap paman
orang yang tepat untuk itu,” (Halaman 188)
ü Mayor
Jenderal Aleksander Vulonsky : Tritagonis
Ø Semena-mena
“Operation:
Cleansweep
Neutralize
all dangerous thread
Irina
Szasinky.............................confirmed
Nikolai
Sachenkov......................confirmed
Golden
Bird.................................in progress
Kalian
tidak bersalah, tapi kalian telah mengetahui yang tidak seharusnya kalian
ketahui, dan ini satu-satunya cara untuk menjamin rahasia ini tidak tersebar
luas. Demi negara ini! Batin Mayjen Aleksander.”
(Halaman 253-254)
ü Dimitry
Mandev : Tritagonis
Ø Cerdik
“‘Sudah
kuduga kau kurang teliti. Kalau kau teliti, kau tidak akan menyerahkan cara
untuk membuka akun rahasiamu di TSAR padaku,’ ujar Igor.
Tiba-tiba
Dimitry tersenyum sinis, seolah-olah menertawakan ucapan Igor barusan.
‘Ada
apa?’ tanya Igor.
‘Apa
kau kira aku akan membiarkan akun rahasiaku dibuka dengan mudah? Aku memang
menitipkan program dan kunci untuk membuka akun itu, tapi bukan berarti kau
bisa menggunakan begitu saja.’ “ (Halaman 248-249)
Ø Bijaksana
Terbukti dari
keputusan Dimitry untuk melindungi Muri dengan menitipkannya pada orang yang
tepat. Suatu saat nanti ketika Muri telah dewasa ialah yang akan melindungi
rahasia besar Indonesia.
(Tokoh Figuran)
ü George
Warthistone : Tritagonis
ü Bung
Karno : Tritagonis
ü Allan
Cumming : Tritagonis
ü Andi
Wimansyah : Tritagonis
ü Nina
: Tritagonis
ü Wanda : Tritagonis
ü Deni
: Tritagonis
ü Sani
: Tritagonis
ü Asih
: Tritagonis
ü Rino
: Tritagonis
ü Sumi
: Tritagonis
ü Ranti
: Tritagonis
ü Asti
: Tritagonis
ü Delia
: Tritagonis
ü Pak
wiroyo : Tritagonis
ü Mbak
Ina : Tritagonis
ü Sony
: Tritagonis
ü Petugas
kebersihan : Tritagonis
·
Alur : Campuran
(Tahap alur)
ü Perkenalan
SMA Varietas di
hebohkan dengan masuknya Murid pindahan dari Bandung. Muri Handayani Murid baru
yang pesonanya langsung melejit, dalam sekejap dia menjadi bintang di SMA
Varietas. Banyak cowok yang ingin mendapat perhatiannya, dari yang sok jaim
sampai yang blakblakan.
ü Konflik
Setip malam Muri
selalu tidur hingga larut. Bukan karena banyak tugas sekolah yang harus ia
selesaikan, melainkan tugas-tugas dari para client untuk menembus
jaringan sebuah perusahaan besar. Dengan menyandang nama Golden Bird di dunia
hacker, Muri sudah terbiasa dengan tugas-tugas semacam ini, dari yang mencoba
menembus sistem perusahaan nasional sampai menembus jaringan perusahaan
penyedia jasa telekomunikasi QUANTUM NETWORK INC, London.
ü Komplikasi
SMA Varietas
kembali dihebohkan, kali ini karena masuknya guru baru yang masih muda dan
berparas tampan. Indra Wardhana atau biasa di panggil Indra, ternyata bukan
hanya berprofesi menjadi guru di SMA Varietas tapi ia juga berprofesi sebagai
anggota Badan Intelijen Nasional (BIN). Tujuan utama Indra menjadi guru di SMA
Varietas adalah mencari tahu identitas Golden Bird yang sebenarnya. Muri tidak
menyangka bahwa selama ini Indra adalah anggota BIN yang kapan saja dapat
menyerahkannya ke kepolisian. Namun di sisi lain, Indra ternyata sangat
membutuhkan Muri untuk membantunya memecahkan misteri Dana Revolusi yang selama
ini di anggap tabu oleh masyarakat. Tapi tidak bagi Indra dan temannya Steven,
mereka yakin tentang adanya Dana Revolusi itu. Jika tidak, mana mungkin paman Indra
yaitu Abidin Wiyotodharmo menitipkan buku harian yang didalamnya berisi program
milik Dimitry Mandev. Sebuah nama yang tidak asing di kalangan dunia TI di
Rusia, salah seorang pakar komputer dan pemrograman, pencipta berbagai macam
program aplikasi yang digunakan Uni Soviet dulu.
ü Klimaks
Program Dimitry Mandev
yang selama ini di bawa oleh Indra ternyata hanyalah potongan program yang
belum selesai dibuat. Bagian program yang lain berada di Rusia, di tangan Nikolai.
Sayangnya, meski kedua program itu telah di satukan, program itu masih tidak
dapat digunakan. Dengan cara yang tidak dapat di duga ternyata kalung milik Muri
dapat mengaktifkan program Mandev. Kalung itu adalah kalung pemberian Mandev
ayah kandung Muri sendiri. Mendev telah merencanakan semuanya dari awal, dengan
menyembunyikan identitas Yuri (nama asli Muri) ke tanah kelahiran ibunya Indonesia
agar orang-orang mengira bahwa semua generasi Mandev telah tiada. Dengan begitu,
kelak ketika dewasa Muri yang akan melanjutkan perjuangan ayahnya melindungi
rahasia Indonesia tentang Dana Revolusi dan dapat menyerahkan dana itu ke
tangan yang tepat. Setelah program Mandev di aktifkan, program itu harus dapat
terhubung dengan TSAR super komputer terbesar di dalam Bank Central Rusia. Tidak mudah untuk
memasuki TSAR, maka dari itu Muri meminta bantuan Nikolai dengan imbalan
sebagian uang dari Dana Revolusi. Berbagai kendala terus berdatangan ketika Muri
akan masuk ke dalam TSAR, mulai dari orang-orang bayaran yang terus mengejar Muri
dan juga di tahannya Steven di kepolisian serta di sitanya semua barang
termasuk kalung Muri untuk di periksa lebih lanjut.
ü Antiklimaks
Dengan
menggunakan bantuan superkomputer Quantum Network Muri berhasil memasuki TSAR
tanpa mnggunakan kalung pemberian ayahnya. Ternyata tidak hanya Muri yang
mendapat masalah, tapi Nikolai juga sedang menghadapi masalah di dalam TSAR,
dan dengan bantuan Muri Nikolai dapat menghadapi masalah itu. Setelah semua
masalah berakhir Muri segera mencari dokumen rahasia Indonesia tentang Dana
Revolusi. Bukan hanya itu, Muri juga meninggalkan sebuah dokumen yang berisi
pernyataan bahwa Dimitry Mandev sebenarnya tidak bersalah, Igorlah yang
mendalangi kejahatan selama ini.
ü Peleraian
Sebuah dokumen
rahasia yang di sembunyikan di dalam TSAR pasti berisi hal yang sangat penting
sampai Soekarno sendiri menitipkannya pada ayah Muri. Tapi yang terjadi justru
sebaliknya, dokumen yang susah payah di cari ternyata hanya berisi sebuah puisi
karangan Abidin paman Indra. Tidak mungkin sebuah puisi sampai di simpan di
dalam TSAR dan di selipkan dalam sebuah program yang sulit di pecahkan. Pasti
itu bukanlah puisi biasa, ada maksud lain di dalam puisi itu, dan hal itu pasti
sangat penting. Setelah di analisis lebih lanjut ternyata puisi itu menunjukkan
sebuah koordinat lokasi di dalam GPS, lokasi itu berada di Swiss. Di sana ada
sebuah rekening milik warga negara indonesia yang di duga milik Soekarno, tapi
ternyata rekening itu hanya berisi sekitar tiga pluh ribu dolar Amerika, jauh
dari perkiraan.
ü Penyelesaian
Hari semakin larut,
Muri masih tidak menyangka bahwa usaha kerasnya untuk membongkar Dana Revolusi
akan berakhir dengan sia-sia, ternyata semua itu hanyalah tipuan. Satu hal yang
masih membuatnya ragu, tidak mungkin ayahnya berbuat sedemikian rupa hanya
untuk melindungi harta sebesar tiga puluh juta dolar Amerika. Dengan pemikiran
itu Muri pun kembali melihat puisi karangan Abidin, dengan sedikit mengotak
atik kalimat dalam puisi itu, ia berhasil mendapatkan titik koordinat yang
baru. Muri pun segera mengecek koordinat tersebut pada GPS, lalu membaca bait
terakhir puisi itu.
Memandang
pada sumber kehidupan
Di
bawah kesunyian api abadi
Beberapa saat
kemudian ia tersenyum sambil memandang tugu Monas yang menjulang megah di
kejauhan, bermandikan cahaya di kegelapan malam.
·
Latar :
(Waktu)
ü Pulang
sekolah
“Muri
mengira, ajakan berteman Rahma saat istirahat adalah basa-basi, jadi dia nggak
menaggapi dengan serius. Tapi ternyata ngga. Saat bubaran sekolah, Rahma udah nunggu dia di parkiran mobil,
tepatnya di samping mobil Porsche Carrera Muri.” (Halaman 25)
ü Selepas
magrib
“Selepas
magrib, Muri baru sampai di tempat tinggalnya, sebuah rumah berukuran sedang
dan berlantai dua di daerah Cempaka Putih, Jakarta pusat.” (Halaman 52)
ü Pagi
“Pagi-pagi,
Rahma lagi ngegosip bareng sobat-sobatnya di depan kelasnya, saat melihat Muri
berjalan ke arahnya.” (Halaman 56)
“Paginya,
begitu sampai di sekolah, Muri di sambut wajah mendung Rahma.” (Halaman
127)
ü Jam
istirahat
“Ngaak tau
kenapa, tangan Muri refleks memutar gagang pintu. Ternyata pintu nggak di
kunci. Muri melihat jam tangannya. Masih ada waktu beberapa menit lagi sebelum
bel masuk berbunyi. Muri masuk ke lab yang kosong melompong, nggak ada seorang
pun di sana.” (Halaman 57)
ü Jam
satu dini hari
“Setelah
ngobrol sekitar lima belas menit dengan Rahma dan Evan, Muri akhirnya bisa
pulang juga. Dengan di temani seorang petugas keamanan hotel, dia berjalan
menuju mobilnya yang di parkir di basement. Maklum, udah jam satu dini
hari, lokasi parkir basement udah sepi. Muri nggak mau terjadi sesuatu
pada dirinya.” (Halaman 64)
ü Sore
hari
“Sore
harinya, sepeda motor yang di kendarai Indra berhenti di depan pagar sebuah
rumah di daerah Jakarta Timur.” (Halaman 72)
ü Tengah
malam
“Tengah
malam, Dimitry Mandev memasuki sebuah rumah yang terlihat lusuh dan tak terawat
di pinggir Kota Moskow.” (Halaman 93)
ü Jam
setengah delapan
“Jam setengah
delapan malam lewat dikit...
Setengah
berlari, Muri memesuki Taman Menteng. Dia emang terlambat dari waktu yang
dijanjikan untuk ketemu dengan seseorang.” (Halaman 98)
ü Siang
“Suhu di
Rusia yang saat ini mendekati nol derajat celcius walau hari telah siang
membuat Nikolai harus melapisi tubuhnya dengan sweter dan jaket, seta menutup
pintu dan jendela mobilnya rapat-rapat supaya tak ada udara dingin yang masuk.”
(Halaman 160)
ü Malam
“Matahari
udah mulai tenggelam di balik langit kota Jakarta saat Muri memasuki lapangan
Monas.” (Halaman 260)
(Tempat)
ü Ruang
kontrol QUANTUM NETWORK INC, London
“Sore ini,
suasana kantor pusat Quantum Network Inc. Di London sangat tidak biasa.”
(Halaman 14)
“kesibukan
paling terasa di ruang kontrol. Ruangan yang merupakan “jantung” Quantum
Network Inc. itu dipenuhi sekitar dua puluh karyawan, masing-masing sibuk
berkutat dengan komputer di hadapannya.” (Halaman 14)
ü Kantin
SMA Varietas
“Suara sapaan
lembut itu mengusik konsentrasi Muri yang lagi asyik makan bakso di kantin
sekolah.” (Halaman 23)
ü CENTRAL
BANK OF RUSSIAN FEDERATIONS
“Lima belas
menit kemudian, Boris memasuki areal parkir sebuah gedung. Melewati pos
penjagaan yang semua penjaganya mengenal dirinya, mobil sedan itu lalu melaju
pelan melewati papan nama gedung tersebut:
CENTRAL
BANK OF RUSSIAN FEDERATIONS”
(Halaman 29)
ü Butik
kawasan Kemang
“Muri
menghentikan mobilnya di depan sebuah butik mewah di kawasan Kemang.”
(Halaman 40)
ü Cempaka
Putih, Jakarta Pusat
“Selepas
magrib, Muri baru sampai di tempat tinggalnya, sebuah rumah berukuran sedang
dan berlantai dua di daerah Cempaka Putih, Jakarta Pusat.” (Halaman 52)
ü Depan
kelas
“Pagi-pagi,
Rahma lagi ngegosip bareng sobat-sobatnya di depan kelasnya, saat melihat Muri
berjalan ke arahnya.” (Halaman 56)
ü Lab
komputer
“Dalam
perjalanan ke kelasnya, Muri melewati lab komputer. Iseng dia melongok ke dalam
melalui jendela. Lab komputer SMA Varietas termasuk canggih.” (Halaman 57)
ü Hotel
bintang lima, Senayan
“Ratusan
orang yang merupakan tamu undangan datang memenuhi peragaan busana yang
berlangsung di ruang serbaguna salah satu hotel berbintang lima di kawasan
Senayan itu.” (Halaman 62)
ü Lobi
hotel
“Saat Muri
memasuki lobi hotel, Rahma ada di sana bersama seorang cowok. Rahma yang
melihat kedatangan Muri segera menyambutnya.” (Halaman 63)
ü Rumah,
Jakarta Timur
“Sore
harinya, sepeda motor yang di kendarai Indra berhenti di depan pagar sebuah
rumah di daerah Jakarta Timur.” (Halaman 72)
ü Tempat
parkir
“Suasana
tempat parkir yang udah sepi membuat mobil Muri terlihat jelas dari tempat itu.
Apalagi mobil Prosche yang Cuma ada satu-satunya di SMA Varietas, sangat
menarik perhatian.” (Halaman 79)
ü Ruang
kerja
“Beberapa
menit kemudian Indra udah berada di dalam sebuah ruangan berukuran 4 x 3 meter,
yang isinya di dominasi tumpukan buku, baik yang tersusun rapi di lemari, rak,
ataupun yang tertumpuk di meja.
Benar-benar
ruang kerja seorang pecinta buku! Batin Indra.”
(Halaman 81)
ü Lobi
Bank Central
“Pintu lift
terbuka, dan Irina melangkah ke luar di ikuti Nikolai. Mereka berdua sekarang
berada di lobi Bank Central.” (Halaman 85)
ü Pinggir
Kota Moskow
“Tengah
malam, Dimitry Mandev memasuki sebuah rumah yang terlihat lusuh dan tak terawat
di pinggir Kota Moskow.” (Halaman 93)
ü Taman
Menteng
“Situasi
taman menteng malam ini nggak begitu ramai, nggak lebih dari lima orang yang
ada di sekitar taman, nggak termasuk petugas kebersihann yang mondar-mandir di
situ.” (Halaman 98)
ü Halaman
apartemen kawasan Grogol
“Setelah
selama kurang-lebih satu jam menyusuri jalan-jalan ibu kota yang masih macet,
mobil yang di kendarai Muri akhirnya memasuki hlaman sebuah apartemen di
kawasan Grogol, Jakata Barat.” (Halaman 108)
ü Rumah
makan kecil
“Nikolai dan Irina
berdiri di depan sebuah rumah makan kecil yang berjarak hanya beberapa ratus
meter dari Bank Central.” (Halaman 109)
ü Apartemen
Nikolai
“Satu tim
penyergap dari FSB telah mengepung apartemen tempat tinggal Nikolai sejak jam
dua dini hari.” (Halaman 131)
“Nikolai
memasuki apartemennya. Saat membuka pintu, dia memeriksa situasi di dalam
apartemennya.” (Halaman 251)
ü Pancoran,
Jakarta Selatan
“Mobil Avanza
perak berhenti di depan pintu pagar sebuah gedung yang terletak di daerah
Pancoran, Jakarta Selatan.” (Halaman 137)
ü Pondok
tempat persembunyian
“Dimitry Mandev
memang sudah menduga, cepat atau lambat dirinya akan tertangkap. Tapi dirinya
sama sekali tidak menyangka dirinya akan ditangkap saat sedang asik menikmati
daging sapi muda Orloff kegemarannya di pondok tempat persembunyiannya.”
(Halaman 151)
ü Bangunan
tua
“Sekitar
sekitar lima kilometer mengemudi, dia akhirnya menemukan tempat yang pas untuk
berkonsentrasi dengan pekerjaannya. Sebuah bangunan tua yang kosong, bekas
tempat istirahat para pencari kayu di daerah ini.” (Halaman 177)
ü Gedung
basket SMA Varietas
“Gedung
basket SMA Varietas...
‘Satu..
dua.. tiga.. yak!’
Teriakan
itu membahana dari mulut para anggota D’vice.” (Halaman 191)
ü Atas
gedung SMA Varietas
“’Muri.. gue
harus balik latihan..’
‘Sebentar
aja..’
Muri
membawa Rahma ke atas gedung SMA Varietas yang mempunyai tiga lantai itu.”
(Halaman 194)
ü Belakang
butik
“’Sudah
bisa?’ tanya Indra yang datang membawa minuman ringan. Saat ini mereka berdua
berada di sebuah ruangan di belakang butik mewah milik Vani Himawan.”
(Halaman 202)
ü Rumah
makan
“Pesan
singkat itu membuat Irina sekarang berada di rumah makan, tempat yang terakhir
di kunjunginya bersama Nikolai.” (Halaman 204)
ü GOR
Sumantri Bojonegoro, Kuningan, Jakarta
“Lima belas
cewe anggota D’vice memasuki lapangan basket yang di sulap jadi arena
pertandingan kompetisi cheerleaders se-DKI Jakarta, diiringi tepuk tangan
bergemuruh dari hampir seluruh penonton yang memadati GOR Sumantri Brojonegoro,
Kuningan, Jakarta.” (Halaman 255)
ü Kafe
“Di kafe yang
baru aja di buka, Tasha celingukan, seperti mencari seseorang.” (Halaman
257)
ü Lapangan
Monas
“Matahari
mulai tenggelam di balik langit kota Jakarta saat Muri memasuki lapangan Monas.”
(Halaman 260)
(Suasana)
ü Gugup
“’Nggak...
udah bel masuk. Lagian tadi saya cuman iseng liat-liat, siapa tau ada MP3 bagus,’
sahut Muri.
Nggak
tau kenapa, kok tau-tau dia jadi gugup kayak gini di depan cowok.”
(Halaman 58-59)
ü Sepi
“Di depan lab
komputer, Muri heran melihat lab yang kosong melompong, padahal ada beberapa
komputer yang menyala dan pintu lab terbuka.” (Halaman 88)
ü Gaduh
“’Anak-anak,
perkenalkan... ini Pak Indra Wardhana. Beliau akan membantu praktikum komputer
di lab ini,’ kata pak Wiroyo memperkenalkan cowok berusia sekitar 20 tahun yang
berdiri di sampingnya. Kontan kelas lab jadi sedikit gaduh kayak pasar malam,
terutama cewek-ceweknya yang nggak bisa liat barang ‘mengkilap’ dikit.”
(Halaman 70-71)
ü Tidak
begitu ramai
“Situasi
Taman Menteng malam ini nggak begitu ramai. Nggak lebih dari lima orang yang
ada di sekitar taman, nggak termasuk petugas kebersihan yang mondar mandir di
situ.” (Halaman 98)
ü Duka,
mengagetkan
“’Boris
Palyunev meninggal. Jasadnya ditemukan di rumahnya siang tadi,’ kata Igor
singkat. Walau singkat, berita yang dibawanya bagaikan petir di sore hari, bagi
seluruh karyawan ruang kontrol.
‘Meninggal?
Bagaimana bisa?’ tanya salah seorang karyawan.
‘Perampokan
bersenjata. Rumahnya dalam keadaan berantakan dan beberapa barang hilang.
Kemungkinan boris dibunuh tadi malam oleh orang yang merampoknya.’”
(Halaman 100)
ü Ramai
“Akibat
keluarnya karyawan NBD dalam waktu bersamaan, lobi gedung kantor Bank Central
yang menjadi pintu masuk ke NBD menjadi ramai.” (Halaman 210)
ü Panik
“Sistem
pengamanan kebakaran NBD terpisah dari Bank Central sehimgga alarm kebakaran di
sini tidak berbunyi. Tapi kabar terbakarnya NBD di bawah mereka tak urung
menimbulkan kepanikan juga pada karyawan Bank Central, hingga mereka pun
ikut-ikutan berhamburan ke luar gedung.” (Halaman 210)
ü Menegangkan
“Saat Igor
hendak menarik pelatuk pistolnya, tiba-tiba lampu hazard di ruangan TSAR
yang tadinya berkelip-kelip menjadi mati total. Ruangan menjadi gelap gulita.
DOR!
DOR! DOR! Igor menembakkan pistolnya berulang-ulang ke segala arah. Tapi
tembakannya tak membawa hasil. Justru karena menembak, posisinya dalam
kegelapan bisa di ketahui.
Nikolai
yang diam-diam maju mendekati Igor menabrak atasannya itu saat dia lengah. Dia
juga menepis tangan Igor yang memegang pistol, hingga senjata itu terpental
dalam kegelapan.” (Halaman 237)
·
Sudut pandang :
sudut pandang orang ketiga serba tahu
“Bagian program yang hilang ada di
Indonesia? Tanya Nikolai dalam hati sambil menatap layar monitornya.”
(Halaman 149)
“Dari mana dia tau nomor HP gue? Dia kan nggak
pernah minta dan gue nggak pernah ngasih? Tanya rahma dalam hati.” (Halaman
128)
“Apa dia
nggak dateng? Tanya Muri dalam hati.” (Halaman 128)
·
Amanat
ü Percayalah
pada diri sendiri, yakinlah bahwa kita mampu melakukannya.
: Rahma yang
tidak percaya diri untuk memimpin D’vice, ia merasa dirinya tidak berbakat
seperti ketua D’vice sebelumnya yang berhasil meraih berbagai prestasi, namun
dengan bantuan Muri, Rahma dapat membawa timnya menjadi juara.
ü Jangan
menyerah sebelum kamu mencobanya.
: Rahma yang
takut akan ketinggian merasa tidak bisa menjadi puncak piramida dalam gerakan cheers
timnya, lalu dengan paksa Muri membawa Rahma ke atas gedung sekolah dan
membuktikan pada Rahma bahwa tidak ada hal yang perlu ditakutkan selama kita
percaya bahwa kita mampu melakukannya.
ü Jangan
memandang orang dari luar karena penampilan terkadang menipu Indra penglihatan
manusia.
:
Banyak orang yang mengatakan bahwa anak-anak cheers hanya bermodal
tampang yang cantik tapi kecerdasannya rendah. Namun tidak dengan Muri, meski
ia pernah menjadi ketua cheers di sekolahnya yang lama dan ia juga
seorang model, Muri bukanlah perempuan dengan kecerdasan di bawah rata-rata, ia
adalah anak SMA yang jenius yang mampu memecahkan rahasia di balik Dana
Revolusi.
ü Pergunakan
bakatmu untuk melakukan hal-hal positif karena segala tindakan yang kamu
lakukan pasti ada akibatnya.
:
Muri yang sangat berbakat dalam pemrograman menggunakan bakatnya untuk
mendapatkan uang dengan cara menembus berbagai jaringan perusahaan dan mencuri
file-file penting di dalamnya. Namun setiap perbuatan pasti ada timbal
baliknya, karena ulahnya sendiri Muri hampir saja ditahan oleh agen BIN.
ü Segala
kebohongan yang kamu sembunyikan pasti akan terbongkar seiring berjalannya
waktu, maka jujurlah padadirimu sendiri dan orang lain.
:
Igor yang selama ini menjadi wakil direktur Bank Central ternyata adalah dalang
di balik kematian Dimitry dan Boris, kebohongan yang ia sembunyikan akhirnya
terbongkar dan Igor pun mendapatkan balasan yang sepadan dengan apa yang ia
perbuat.
ü Jangan
kecewakan orang lain yang telah memberimu kepercayaan, jagalah baik-baik tugas
yang telah di amanahkan padamu.
:
Dimitry Mandev yang berbuat sedemikian rupa untuk melindungi rahasia Indonesia
yang telah di titipkan padanya.
·
Gaya bahasa
Gaya
bahasa yang digunakan dalam novel Golden Bird karya Luna Torashyngu adalah bahasa
informal atau bahasa “gaul” karena novel ini termasuk jenis novel teenlit.
Namun, di beberapa bagian ketika latar tempat berada di luar negeri, peulis
menggunakan bahasa percakapan antar tokoh dngan bahsa formal.
Unsur
ekstrinsik
·
Latar belakang
pengarang
Luna Torashyngu lahir di Purwokerto satu hari
sebelum hari kasih sayang, tepatnya tanggal 13 Frbruari. Tingginya 170 cm
dengan berat 60 kilogram dan bergolongan darah O. Penulis adalah seorang yang
tertutup, beliau tidak banyak menguraikan hal-hal pribadinya. Luna ingin di
kenal oleh para pembaca karena hasil karyanya, bukan karena pendidikan atau pun
fisiknya.
·
Nilai-nilai
ü Nilai
sosial
Ø Membantu
orang-orang yang berada dalam kesulitan, selama bantuan yang kita berikan
bertujuan positif.
: Rino anak
pembantu di rumah Muri yang baru masuk SD kini sekolah di SD negeri terdekat
atas biaya Muri.
: Steven yang
telah membantu memecahkan misteri Dana Revolusi akan diberi sebagian dana itu
untuk membiayai operasi adiknya.
ü Nilai
agama
Ø Dalam
segala macam aktivitas yang kita perbuat harus di dasari niat yang baik, serta
tak lupa mengucap bismillah sehingga semua akan berjalan dengan lancar.
: Rahma yang
memulai perlombaan cheers dengan mengucap bismillah terlebih
dahulu.
ü Nilai
moral
Ø Ketenangan
akan datang pada siapa pun yang mau berbuat jujur.
: Muri rela
membohongi perasaannya sendiri karena ia belum memberi tau Danu identitasnya
yang sebenarnya, Muri melakukan hal itu karena ia tidak ingin Danu terlibat
dalam masalahnya.