TITIK DIDIH DAN TITIK BEKU

PENENTUAN TITIK DIDIH DAN TITIK BEKU



Disusun Oleh:
Amalia Rizqi Shofia    XII IPA-4/05


SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SATU SALATIGA
SEPTEMBER 2013
I.                   Tujuan Penelitian
Mengamati dan Mengetahui titik beku dan titik didih larutan
II.                Dasar Teori
Menurut Raoult, Sifat koligatif larutan adalah sifat suatu larutan yang tidak  bergantung pada jenis zat yang terlarut, melainkan dipengaruhi oleh konsentrasi zat terlarut tersebut. Ada 4 macam sifat koligatif larutan yang dibedakan kedalam 2 kelompok, yaitu sifat tekanan uap, penurunan titik beku, kenaikan titik didih, dan tekananosmotik. Sedangkan 2 kelompok tersebut adalah larutan elektrolit maupun larutan non-elektrolit.
Kemolalan suatu larutan, yang disimbolkan m, adalah jumlah mol zat yang terlarutsetiap 1 kg larutan (mol/kg). Kemolalan inilah yang akan sering digunakan dalam perhitungan sifat koligatif larutan karena kemolalan tidak akan berubah/konstan tanpa penambahan pelarut maupun terlarut.
Penurunan titik beku suatu larutan (∆Tf ). Penurunan titik beku didefinisikan sebagai selisih antara titik beku pelarut dengan titik  beku larutan yang dinotasikan dalam Tf pelarut – Tf larutan (Tf  = ∆Tf  - ∆Tf
Penurunan titik beku larutan dapat dihitung dengan persamaan : 
Tf  = Kf  × m
Dimana Kf difenisikan sebagai konstanta penurunan titik beku suatu pelarut. Konstanta ini hanya berubah jika dan hanya jika terjadi perubahan tekanan (P = atm) yang mengubah suhu titik beku suatu pelarut murni.
Dalam sifat koligatif, suatu larutan campuran akan memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan pelarut murninya. Hal ini dikarenakan adanya penghalang antar  partikel pelarut yang sejenis oleh larutan terlarut, sehingga larutan campuran memerlukan suhu yang lebih rendah agar partikel-partikel pelarut sejenisnya menjadi rapat (membeku). Hal ini sesuai dengan pengertian bahwa semakin tinggi suhunya, maka jarak antar partikel sejenis akan merenggang.
Larutan elektrolit akan memiliki sifat koligatif yang lebih besar dibandingkan larutan non-elektrolit. Hal ini disebabkan, pada suatu reaksi sederhana suatu larutan A elektrolit menjadi ion B. Kita dapat menyimpulkan bahwa larutan A akan terionisasi menjadi lebih besar atau sama dengan 1 ion jumlahnya.
Faktor van’t hoff(i):
i = 1+ α (n-1)
Dimana : n = Jumlah ion terbentuk
α = Derajat ionisasi
Dari uraian diatas, didapatkan bahwa rumus penurunan titik beku larutan (∆Tf )  adalah sebagai berikut:
·         Non elektrolit
∆Tf = m. K=  ×  × Kf
Dimana: G = Massa zat terlarut
     P = Massa zat pelarut
·         Elektrolit
∆Tf = m. Kf .i  =  ×  × K× (1+ α (n-1))
Dimana i adalah faktor van’t Hoff tersebut.
Hasil eksperimen Roult menunjukan bahwa Kenaikan titik didih larutan akan semakin besar apabila konsentrasi (molal) dari zat terlarut semakin besar. Titik didih larutan akan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni. Hal ini juga diikuti dengan penurunan titik beku pelarut murni, atau titik beku larutan lebih kecil dibandingkan titik beku pelarutnya. Roult menyederhanakan ke dalam persamaan
Tb = kb . m =  ×  × Kb
Tb : kenaikan titik didih larutan
Kb : tetapan kenaikan titik didih molal pelarut (kenaikan titik didih untuk 1 mol zat dalam 1000 gram pelarut)
m :  molal larutan (mol/100 gram pelarut)
Perubahan titik didih atau ΔTb merupakan selisih dari titik didih larutan dengan titik didih pelarutnya, seperti persamaan :
ΔTb = Tb – Tbº
Hal yang berpengaruh pada kenaikan titik didih adalah harga Kb dari zat pelarut. Kenaikan tidak dipengaruhi oleh jenis zat yang terlarut, tapi oleh jumlah partikel/mol terlarut khususnya yang terkait dengan proses ionisasinya. Untuk zat terlarut yang bersifat elektrolit persamaan untuk kenaikan titik didik harus dikalikan dengan faktor ionisasi larutan, sehingga persamaannya menjadi :
ΔTb = Kb . m . i  =  ×  × K× (1+ α (n-1))
n : jumlah ion-ion dalam larutan
α : derajat ionisasi
III.             Alat dan Bahan
·         Titik Didih
ü  Termometer
ü  Korek api
ü  Statif
ü  Kaki tiga
ü  Kawat kasa
ü  Gelas beker
ü  Stopwatch
ü  Spiritus
ü  Larutan sukrosa 1 m (40ml)
ü  Larutan sukrosa 0,5 m (50ml)
ü  Larutan NaCl 1 m (50ml)
ü  Larutan NaCl 0,5 m (40ml)
ü  Aquades (50ml)
·         Titik Beku
ü  Termometer
ü  Gelas ukur
ü  Tabung reaksi
ü  Gelas kimia plastik
ü  Stopwatch
ü  Es batu
ü  Garam dapur kasar
ü  Larutan sukrosa 1 m (5ml)
ü  Larutan sukrosa 0,5 m (5ml)
ü  Larutan NaCl 1m (5ml)
ü  Larutan NaCl 0,5 m (5ml)
ü  Aquades (5ml)

IV.             Cara Kerja
Titik Dididh
1.      Siapkan alat dan bahan seperti yang telah ditentukan.
2.      Masukkan larutan sukrosa 1 molal sebanyak 40ml pada gelas beker ( Lakukan pula pada 50ml larutan sukrosa 0.5 m, 50ml larutan NaCl 1 m, 40ml NaCl 0.5 m, dan 50ml aquades ).
3.      Siapkan alat-alat yang digunakan untuk pembakaran ( Kaki tiga, kawat kasa, spiritus ) siapkan pula statif sebagai tempat menggantung termometer.
4.      Letakkan alat-alat pembakaran pada sisi statif ( Posisi dapat disesuaikan ).
5.      Letakkan gelas beker yang telah berisi larutan sukrosa 1 molal keatas kawat kasa.
6.      Posisikan termometer yang telah tergantung pada statif agar ujungnya tercelup pada larutan sukrosa 1m namun jangan sampai menyentuh permukaan kaca gelas beker ( Lakukan hal serupa pada larutan lainnya ).
7.      Nyalakan api pada spiritus dan hitung dengan stopwatch lamanya waktu yang dibutuhkan larutan untuk mendidih.
8.      Catat lama waktu dan suhu didih masing-masing larutan.
Titik Beku
1.      Siapkan alat dan bahan seperti yang telah ditentukan.
2.      Ambillah larutan sukrosa 1 molal sebanyak 5ml dengan menggunakan gelas ukur ( Lakukan hal serupa pada larutan lain ).
3.      Masukkan masing-masing larutan sebanyak 5ml tadi kedalam tabung reaksi.
4.      Isi gelas kimia plastik dengan es batu yang telah dihancurkan.
5.      Masukkan tabung reaksi yang telah berisi larutan kedalam gelas kimia plastik tadi ( Letakkan diantara es batu ).
6.      Masukkan garam dapur yang telah dihaluskan pada es batu disekitar tabung reaksi.
7.      Celupkan termometer kedalam larutan yang ada dalam tabung reaksi.
8.      Setelah kira-kira cukup lama, keluarkan tabung reaksi dan lihat apakah larutan sudah beku atau belum.
9.      Jika cairan sudah ada yang mulai membeku, ukur suhu larutan ( Titik beku ).
10.  Catatlah suhu titik beku dan lama waktu yang dibutuhkan larutan hingga membeku.
V.                Data Pengamatan
Titik Didih
Larutan
Titik Didih
Waktu
Sukrosa 0,5 m
90
11 menit 49 detik
Sukrosa 1 m
94
9 menit 05 detik
NaCl 0,5 m
94
15 menit 34 detik
NaCl 1 m
94
19 menit 51 detik
Aquades
96
25 menit 44 detik

Titik Beku
Larutan
Titik Beku
Waktu (menit)
Sukrosa 0,5 m
-2
5
Sukrosa 1 m
-4
7
NaCl 0,5 m
-7
31
NaCl 1 m
-3
6
Aquades
0
17

VI.             Pembahasan
Titik Didih
Pada percobaan didapat hasil bahwa aquades memiliki titik didih lebih tinggi dari pada sukrosa dan NaCl. Padahal seharusnya TbPelarut (Aquades) < TbLarutan (Sukrosa, NaCl).
Jika dilihat dari konsentrasi (A) dan kelompok larutannya (B), berdasarkan data pengamatan didapat:
A.    Tb Sukrosa 0,5m (90) < Tb Sukrosa 1m (94)             Benar
Tb NaCl 0,5m (94) = Tb NaCl 1m  (94)                     Salah
Seharusnya Tb NaCl 0,5 < Tb NaCl 1m
Bertambahnya konsentrasi maka kenaikan titik didih makin besar dan titik didih larutannya tinggi.
B.     Tf Sukrosa 0,5m (90) < Tf NaCl 0,5m (94)    Benar
Tf Sukrosa 1m (94) = Tf NaCl 1m (94)          Salah
Seharusnya Tf Sukrosa 1m < Tf NaCl 1m
Titik didih larutan NaCl lebih tinggi dari larutan Sukrosa. Begitu juga dengan kenaikan titik didih larutan, kenaikan titik didih larutan NaCl lebih besar dari pada larutan Sukrosa, karena NaCl merupakan larutan elektrolit yang mempunyai energy ionisasi (derajat ionisasi) yang menyebabkan nilai kenaikan titik didih larutan semakin besar. Hal ini sesuai dengan hukum Van’t Hoff.
Untuk perbandingan waktu antara Sukrosa, NaCl dan Aquades, semakin tinggi titik didihnya maka semakin lama waktu yang dibutuhkan zat hingga mendidih. Dari hasil percobaan didapat:
TbAquades > Tb NaCl 1m = Tb NaCl 0,5m = Tb Sukrosa 1m > Tb Sukrosa 0,5m
tAquades > t NaCl 1m > t NaCl 0,5m > t Sukrosa 0,5m > t Sukrosa 1m
Melihat dari hubungan Tf  dengan  t dapat dikatakan bahwa percobaan tidak sesuai (salah).
Perbedaan hasil percobaan bila dibandingkan dengan literature karena adanya penyimpangan saat percobaan. Tidak meratanya pemansan yang diterima antara aquades, larutan NaCl dan larutan sukrosa menyebabkan hasil yang berbeda.

Titik Beku
Pada percobaan ini didapatkan hasil bahwa aquades memiliki titik beku sebesar 0 (titik beku hasil percobaan sudah sesuai/benar), sedangkan sukrosa dan NaCl memiliki titik beku dibawah aquades. Jika dilihat dari sisi pelarut (Aquades) dan larutan (Sukrosa, NaCl) maka percobaan yang dilakukan dapat dikatakan berhasil atau benar karena kita tahu bahwa pelarut memiliki titik beku lebih tinggi dibanding larutan. Namun, telah kita ketahui pula bahwa sifat koligatif larutan adalah sifat suatu larutan yang tidak  bergantung pada jenis zat yang terlarut, melainkan dipengaruhi oleh konsentrasi zat terlarut tersebut.
Jika dilihat dari konsentrasi (molal) suatu zat antara sukrosa 0,5m dengan sukrosa 1m dan NaCl 0,5m dengan NaCl 1m, larutan yang memiliki kemolalan semakin besar akan memiliki penurunan titik beku (∆Tf) yang besar dan titik beku larutannya semakin rendah.
Tf Sukrosa 0,5m (-2) > Tf Sukrosa 1m (-4)    Benar
Tf NaCl 0,5m (-7) < Tf NaCl 1m  (-3)           Salah
Seharusnya Tf NaCl 0,5 > Tf NaCl 1m
Untuk perbandingan larutan Nacl 0,5m dengan Sukrosa 0,5m dan Nacl 1m dengan Sukrosa 1m  dapat dibandingkan memalui kelompok larutan (elektrolit/non elektrolit).
Titik beku larutan NaCl lebih rendah dari larutan Sukrosa. Begitu juga dengan penurunan titik beku larutan, penurunan titik beku larutan NaCl lebih besar dari pada penurunan titik beku larutan Sukrosa, karena NaCl merupakan larutan elektrolit yang mempunyai energy ionisasi (derajat ionisasi) yang menyebabkan nilai penurunan titik beku larutan semakin besar jika dibandingkan dengan larutan Sukrosa yang merupakan larutan non elektrolit yang tidak meng-ion sehingga tidak memiliki derajat ionisasi. Hal ini sesuai dengan hukum Van’t Hoff.
Tf Sukrosa 0,5m (-2) > Tf NaCl 0,5m (-7)    Benar
Tf Sukrosa 1m (-4) < Tf NaCl 1m (-3)          Salah
Seharusnya Tf Sukrosa 1m > Tf NaCl 1m
Adanya kesalahan kemungkinan disebabkan oleh proses pembekuan masing-masing larutan  tidak sama, sehingga dalam pengukuran titik beku ini tidak diperoleh data yang akurat. Selain itu,  kekurang telitian dalam melaksanakan langkah-langkah praktikum yang benar  serta kekurang telitian dalam pembacaan skala thermometer.
Untuk perbandingan waktu antara Sukrosa, NaCl dan Aquades, semakin rendah titik bekunya maka semakin lama waktu yang dibutuhkan zat hingga membeku. Dari hasil percobaan didapat:
Tf NaCl 0,5m < Tf Sukrosa 1m < Tf NaCl 1m < Tf Sukrosa 0,5m < Tf Aquades
t NaCl 0,5m > tAquades > tSukrosa 1m > tNaCl 1m > t Sukrosa 0,5m
Dilihat dari hubungan Tf  dengan  t saja hasil percobaan sudah tidak sesuai. Kesalan ini kemungkinan terjadi karena es batu yang digunakan telah mencair, sehingga memperlambat proses pembekuan larutan.

VII.          Kesimpulan
A.    Bertambahnya konsentrasi maka kenaikan titik didih makin besar dan titik didih larutannya tinggi.
B.     Kenaikan titik didih larutan elektrolit lebih besar dari pada larutan non elektrolit. Titik didih larutan elektrolit lebih tinggi dari larutan non elektrolit
C.     Semakin tinggi titik didihnya maka semakin lama waktu yang dibutuhkan zat hingga mendidih.
D.    Bertambahnya konsentrasi maka penurunan titik beku (∆Tf) makin besar dan titik beku larutannya semakin rendah.
E.     Penurunan titik beku larutan elektrolit lebih besar dari pada penurunan titik beku larutan non elektrolit. Titik beku larutan elektrolit lebih rendah dari larutan non elektrolit.
F.      Semakin rendah titik bekunya maka semakin lama waktu yang dibutuhkan zat hingga membeku.

VIII.       Daftar Pustaka
neutron. 2013. belajar praktis kimia. yogyakarta
utami, budi. dkk. 2007. kimia untuk sma/ma kelas xii program ipa. surakarta: cv. putra nugraha
ulum, bahrul. 2012. titik beku dan titik didih larutan. http://glumback.blogspot.com/2012/12/titik-beku-dan-titik-didih-larutan.html
dina. 2013. laporan praktikum kenaikan titik didih. http://mizuc.blogspot.com/2013/11/kenaikan-titik-didih.html
rosada, yuni. 2012. menentukan nilai titik didih dan titik beku larutan elektrolit dan nonelektrolit. http://yuni-laporan-praktikum.blogspot.com/2012/09/laporan-praktikum.html
yun. 2012. laporan kenaikan titik didih larutan. http://humanosinalma.blogspot.com/2012/10/laporan-titik-didih.html
Setiadi, iskandar. laporan praktikum kimia. http://www.scribd.com/laporankimia.html

hardiyanti, ineke. 2012. titik beku larutan. http://inekesyanisha.blogspot.com/2012/09/titik-beku-larutan.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar